Jumat, 17 April 2015

dokter atau akuntan ya?


-->
“Tassyaaaaaaa...........” teriak Rani sedikit berlari dari pintu gerbang.
Regina Anastasya keluar dari kelas bimbel yang sebentar lagi akan diselesaikannya karena akan lulus ujian nasional dari SMA N 1 yogyakarta dan masuk perguruan tinggi yang dia inginkan.
“Dev, kamu mau masuk universitas mana nih?” tanya Rani.
“Gw mau masuk UGM aja deh jurusan akuntansi, kalau lo?” jawab devi.
“Gw mau ke UNS ambil kedokteran aja, hehe” balas Rani.
“Berjuang ya Ran! Hahaha” kata Tassya semangat.
“Okee lo juga yaa sya” kata Rani

*****
Ternyata bimbel tassya selama ini tidak sia-sia karena dia mendapatkan jurusan yang ia inginkan yaitu akuntansi di UGM. Dia sangat senang dan memberikan laporan yang menurutnya “sangat” membanggakan itu kepada keluarganya. Tapi ayahnya tidak menginginkannya masuk akuntansi karena ayahnya hanya menginginkannya masuk di jurusan yang ada istiah “kesehatan”, tapi tassya tetap saja ingin masuk akuntansi karena itu yang dia inginkan sejak masuk SMA.
“Tassya gak mau! Pokoknya mau jurusan akuntansi yaaah.”kata Tassya.
“Ayah gak mau tau !!! Kamu harus kuliah di kedokteran atau kebidanan biar sama kayak ibu mu. Kakak-kakakmu kan dokter semua masa kamu beda sendiri?!” bentak ayah.
“Ya biar aja kan tasya pengen beda yaah lagi pula kan tasya yang ngejalanin kuliahnya bukan ayah. Trus di sana juga bayak temen tassya. Tassya juga kan anak ips yah bukan ipa. Trus tassya jugaaaa..... “Tasya terdiam untuk memikir alasan selajutnya untuk memenuhi cita-citanya itu.
“Trus apa? Ayah tidak akan memeberikan uang daftar ulangnya! Sebelum kamu masuk kesehatan! Kalo kamu tetep masuk ke akuntansi itu. Ayah tidak mau membiayain sekolahmu juga!!” kata ayah.
“Tapi yah?”balas Tassya
“Tidak ada tapi-tapian! Sekali enggak ya enggak! Awas kamu kalau tetap di akuntansi!” bentak ayah
Tassya hanya bisa diam dan matanya berkaca-kaca saat mendengarkan ayahnya yang sedang marah besar dan tidak suka dengan kabar yang menurutnya sangat bahagia itu.
Tassya berkata dalam hati, kalo aja gw bukan anak bungsu pasti di bolehin.
*****
Sampai pada batas penutupan daftar ulang Tassya tidak di berikan uang untuk mendaftar ulang di universitas tersebut. Dan akhirnya, dia gugur dalam universitas itu. Dia sangat terpukul sekali karena keinginanya tidak dapat terkabul dan sangat tidak di setujui oleh ayahnya.
*****
Suatu saat ibunda Tassya jatuh sakit akhirnya dia berniat mendaftarkan dirinya ke UNS ke jurusan kedokteran melalui jalur IPC karna Tassya merupakan lulusan dari IPS. Saat itu H-3 test masuk universitas tersebut. Pilihan pertamanya adalah Kedokteran, yang kedua tetap Akuntansi, dan yang ketiga adalah Sosiologi.
Ternyata dia lolos dan masuk jalur swadana. Jalur swadana sendiri harus membayar Rp 175 juta dalam waktu 1 minggu dengan dana yang lunas. Ternyata keluarganya tidak mempunyai uang dalam waktu secepat itu. Dan akhirnya Tassya memilih menganggur sejenak untuk beberapa saat karna pengumuman kelulusan sudah diumumkan dan dia tidak ada kegiatan.
*****
Ibu Tassya yang ternyata seorang bidan. Ibunya mendaftarakan Tasya ke sekolah kebidanan.
“Ibu masukin kamu ke kebidanan aja ya daripada kamu ngangur gak jelas gini.”kata ibu.
“Oh yaudah deh bu. Terserah ibu sama ayah aja, asal kalian senang Tassya juga senang.” Jawab Tassya. Dan ibunya memeluk Tassya ke dalam pelukan hangatnya.
*****
Karna Ibu Tassya dekat dengan direktur sekolah tersebut Tassya bisa langsung test masuk dan karna ternyata dia anak yang pintar dia bisa masuk ke sekolah kebidanan itu. Tapi Tassya masuk langsung ospek karna dia masuk sekolah itu terlambat, sehingga dia tidak mengikuti pra-ospek.
“Bu doain Tassya ya?” tanya Tassya.
“Ya nak” ibu membalasnya dengan senyuman.
*****
Dia berkuliah di akademi kebidanan itu sekitar 1 tahun. Setalah itu dia menjalankan praktek di salah satu rumah sakit yang berada di Solo. Tassya mendapatkan praktek di ruang ICU dan di ruangan itu dia harus menjaga pasien sendirian. Dan dia tidak boleh tertidur sedikitpun.
*****
Selama praktek di rumah sakit Tassya tetap mendaftarkan dirinya di UNS. Dia merasakan bahwa dia tidak masuk universtas tersebut dengan jurusan yang sama yaitu kedokteran.
*****
Ternyata dugaan Tasya 100% benar. Dia tidak masuk jurusan kedokteran.
“Tassya gak masuk yah.”kata Tasya sambil menangis tersedu sedu.
“Gak apa apa, kan kamu udah usaha. Nanti kita coba di test selanjutnya toh kamu sudah jadi ibu bidan” kata ayah sambil sedikit menghibur hati Tassya yang sedih.
“Huuu ayah ini anaknya sedang menangis kok malah bercanda” kata ibu
Sontak semua orang yang ada di kamar Tassya tertawa mendengan celotehan ayah.
*****
Tetapi dia tidak menyerah pada test pertama saja. Lalu dia mencoba kedua kalinya dan dia masuk UMY dengan jurusan kedokteran! Karena uang pendaftaran universitas tersebut tidak terlalu mahal, akhirnya dia menjadi mahasiswi di UMY. Dan sekarang dia telah menjadi seorang dokter. Selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar